LINTASTIDARNEWS.COM – Mendengar istilah tanaman Putri Malu kita teringat pelajaran IPA di SD. Para guru biasanya menyebut putri malu ini dalam pembelajaran ciri-ciri makhluk hidup, khusunya pada tumbuhan, sebagai contoh ciri peka terhadap rangsang. Di mana putri malu ini daunnya akan mengatup ketika tersentuh, dan saat malam hari, disebut juga tanaman sensitif.
Putri malu (Mimosa pudica Linn) merupakan tanaman liar dan banyak dijumpai di berbagai tempat. Seperti di tanah-tanah datar, kebun, pematang sawah, dan kadang di antara semak-semak.
Daunnya ini berukuran kecil, namun tersusun rapi secara majemuk dengan letak daun berhadapan. Bagian atas daun berwarna hijau tua atau kemerahan, sedang bagian bawahnya berwarna lebih pucat, bersudut lancip dan berbulu.
Tipe tulang daun menyirip (pinnate atau penninervis) ada dalam dua pasang, kadang hanya satu pasang. Muncul berdekatan dari ujung tangkai daun sehingga susunannya tampak seperti tipe palmate.
Dirangkum dari berbagai sumber bahwa, Putri malu memiliki bunga berbentuk bulat seperti bola, dengan warna merah muda atau keunguan, dan bunga berbentuk seperti rambut. Bunga akan menutup seakan layu dan mati pada petang hari, tapi akan kembali mekar ketika terkena sinar matahari pagi atau siang hari. Tangkai daun putri malu memiliki panjang sekitar 2,5 cm dan panjang pinnae 2,5-5 cm.
Terdapat sekitar 12-50 helai daun, masing-masing panjang 6-12 mm, lebar 1,5 mm, lonjong-linier dan runcing. Bagian atas daun tidak licin tetapi dengan tepi berbulu dan permukaan lebih rendah.
Putri malu merupakan tanaman perdu pendek termasuk dalam suku polong-polongan. Tumbuh menjalar dan batangnya memiliki duri yang sensitif. Beberapa peneliti di berbagai negara telah melakukan penelitian terhadap tumbuhan ini, termasuk Indonesia.
Dari penelitian itu diketahui putri malu memiliki kandungan senyawa alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, dan fenolik. Pada bagian daun, batang, dan akarnya kaya akan mimosin, tanin, alkaloid, dan saponin.
Nah perlu kita tahu, mimosin merupakan salah satu asam amino hasil biosintetik turunan dari lysin, di mana mimosin berpotensi dimanfaatkan sebagai obat juga penunjang kesehatan manusia.
Hasil penapisan fitokimia pada putri malu juga menunjukkan adanya senyawa golongan polifenol, monoterpenoid, dan steroid.
Jauh sebelum adanya penelitian modern, ramuan putri malu telah digunakan secara tradisional selama berabad-abad, dalam pengobatan gangguan urogenital, wasir, disentri, sinus, dan juga dioleskan pada luka.
Putri malu memiliki kandungan antioksidan yang tinggi, baik terdapat pada daun, bunga, maupun akarnya. Antioksidan sangat bermanfaat untuk mencegah pembentukan radikal bebas di tubuh manusia. Karena antioksidan dalam tubuh biasanya menurun seiring bertambahnya usia.
Selain untuk mengobati beberapa penyakit tersebut di atas, tumbuhan putri malu juga berkhasiat untuk menyembuhkan beberapa penyakit seperti gatal-gatal, diare, patah tulag (fraktur), ginjal, hati, hepatitis, darah tinggi, sakit perut, dan cacingan. Juga mengatasi demam, sakit gigi, batuk, dan flu.
Menurut penelitian, penyakit seperti insomnia, diabetes, dan keracunan dapat diatasi dengan tanaman ini. Putri malu juga bermanfaat untuk mengencangkan payudara, sebagai obat kuat pria, serta menghentikan pendarahan dan mencegah terjadinya infeksi pada luka.
Namun perlu diingat, meskipun memiliki banyak manfaat, sebaiknya putri malu tidak dikonsumsi sebagai obat tanpa sepengetahuan dokter.
Pasalnya, penggunaan tanaman putri malu dalam dosis tinggi, terutama mengonsumsi bagian akarnya, dapat mengakibatkan keracunan dan muntah-muntah. Wanita hamil juga tidak boleh minum ramuan tanaman putri malu karena bisa membahayakan janin.
Bahkan para ibu menyusui pun sebaiknya tidak melakukan hal yang sama, karena zat yang terkandung dalam putri malu dikhawatirkan masuk ke air susu ibu yang dikonsumsi bayi.
Writer: agri/arista
