LINTASTIDARNEWS.COM – Seniman pencetus tarian relief yang juga pendiri Sanggar Kinnara Kinnari Borobudur, Ki Eko Sunyoto menggelar workshop bertajuk The Spirit of Borobudur. Sederet kegiatan Spirit of Borobudur bakal digelar di Sanggar Kinnara Kinnari, mulai tanggal 9 Januari hingga 15 Februari 2025.
Adapun rincian kegiatan The Spirit of Borobudur yakni workshop tari 9 Januari hingga 3 Februari 2025. Kemudian, workshop aksesoris yang digelar di Sanggar Kinnara Kinnari Borobudur mulai 10 Januari hingga 4 Februari 2025.
Selanjutnya, Pameran bertajuk The Spirit of Borobudur di Tourism Information Center (TIC) Borobudur 12 hingga 16 Februari 2025. Ki Eko Sunyoto juga akan menggelar Dialog Borobudur di TIC pada 14 Februari 2025.
Rangkaian The Spirit of Borobudur juga akan dimeriahkan dengan pementasan di TIC pada 12 dan 15 Februari 2025. Tak hanya itu, acara juga akan semakin seru dengan kegiatan jelajah yang digelar dengan rute Candi Pawon hingga Candi Borobudur pada 16 Februari 2025.
Workshop Tari dan Aksesoris The Spirit of Borobudur diikuti 30 peserta dari pelajar dan kaum disabilitas. Serta kaum ibu dari wilayah Kabupaten Magelang dan sekitarnya.
Sebelumnya, Ki Eko Sunyoto juga pernah menggelar berbagai workshop dan pelatihan di Sanggar Kinnara Kinnari Borobudur serta di berbagai daerah.
Ki Eko Sunyoto menuturkan, kegiatan workshop The Spirit of Borobudur bertujuan untuk mengasah kreativitas dan alih keterampilan pengembangan minat dan bakat para peserta khususnya terkait relief Candi Borobudur.
“Adanya workshop ini juga penting untuk mengasah kepekaan dan sekaligus sebagai peluang karir bagi para peserta,” kata Ki Eko Sunyoto, Kamis (09/01/2025).
Selain itu, lanjutnya, workshop juga bertujuan untuk mempromosikan sekaligus mengenalkan cerita narasi tentang relief, value atau nilai aktualisasi dalam tarian sekaligus kostumnya kepada para peserta.
Ki Eko Sunyoto menuturkan, tujuan digelarnya The Spirit of Borobudur juga menjadi upaya untuk memberi ruang dialog dan berbagi ilmu pengetahuan bagi seniman atau pelaku seni budaya. Juga bagi anak, kaum muda, dan perempuan untuk lebih mengenal aktualisasi dan ruang ekspresi di kawasan Borobudur secara berkelanjutan.
“Seluruh kegiatan yang diselenggarakan pada workshop The Spirit of Borobudur bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisik, sosial dan pengetahuan,” jelas Ki Eko.
Nantinya, imbuh Ki Eko, kegiatan The Spirit of Borobudur menghasilkan penciptaan karya seni tari berbasis nilai budaya yang ada di relief Candi Borobudur.
“Kegiatan ini juga menghasilkan dokumentasi yang menjadi rekam jejak seni budaya di Kawasan Borobudur,” imbuhnya.
Menariknya lagi, para peserta juga akan mendapatkan jaringan kerja sebagai upaya pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan kekayaan seni budaya yang ada di kawasan Borobudur.
Tentang Ki Eko Sunyoto dan Relief Borobudur
Kiprah Ki Eko Sunyoto dalam dunia seni dan pelestarian budaya khususnya terkait relief di Kawasan Borobudur tak perlu diragukan lagi.
Sebagai seniman yang menjadi pelopor terciptanya tarian relief, Ki Eko Sunyoto mulai memunculkan ide penciptaan Tari Kinnara Kinnari pada 2007 dan masih terus menciptakan sederet karyanya hingga hari ini.
Beberapa karya tari aktualisasi dari relief Candi Borobudur yang telah diciptakan Ki Eko Sunyoto di antaranya Tari Sudhana Sayembara atau Mata Panah Bodhisatwa. Juga Tari Mandatara Avadana, Tari Bhallatiya, Tari Sutasoma, Tari Lalitavistara, Tari Gandavyuha, Tari Hariti, Tari Kubera, Tari Garudaraja, Tari Kidung Prajnaparamita, dan Tari Ruru Jataka.
“Harapannya ke depan tentu karya seni dan tarian khususnya terkait relief ini bisa dilestarikan oleh generasi muda dan lebih dikenal masyarakat,” tandas Ki Eko Sunyoto.
Writer: Gus
Editor: Redaksi