LINTASTIDARNEWS.COM — Wacana libur sekolah selama Ramadhan yang diusulkan Kementerian Agama menuai tanggapan beragam. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang mempertanyakan efektivitas kebijakan tersebut, terutama dalam memastikan aktivitas produktif siswa di luar sekolah. Sabtu (4/1/2025).
Kepala Disdikbud Kota Magelang, Imam Baihaqi, mengingatkan risiko kebijakan ini jika tidak dirancang dengan matang. Ia khawatir siswa justru menghabiskan waktu sebulan penuh tanpa pengawasan orang tua yang sibuk bekerja.
“Kalau anak libur sebulan penuh dan hanya di rumah, kemungkinan besar waktunya dihabiskan bermain ponsel. Ini yang harus dipikirkan. Saya lebih mendukung pembelajaran tetap berjalan, tetapi dengan jadwal yang disesuaikan, tidak sampai sore,” ujar Baihaqi dalam keterangannya pada awak media Kamis (2/1/2025) baru-baru ini..
Baihaqi menilai, kegiatan pembelajaran selama Ramadhan sebenarnya tidak mengganggu ibadah puasa siswa. Justru, ia mengusulkan adanya program alternatif seperti pesantren kilat atau kegiatan keagamaan di sekolah.
“Anak tetap datang ke sekolah, tetapi kegiatannya fokus pada nilai-nilai keagamaan. Ini bisa jadi pengganti pelajaran reguler tanpa kehilangan momentum pembelajaran dan bimbingan moral,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan bahwa wacana ini masih dalam tahap penggodokan.
Ia menegaskan bahwa kebijakan ini belum final, terutama bagi sekolah-sekolah di bawah naungan Kementerian Agama.
Wakil Menteri Agama, Romo HR Muhammad Syafi’i, juga membenarkan adanya diskusi mengenai kemungkinan penerapan kembali kebijakan serupa yang pernah berlaku pada era Presiden Abdurrahman Wahid.
“Betul, ada wacana. Tapi belum ada keputusan final. Kita masih perlu pertimbangkan banyak aspek,” kata Syafi’i.
Disdikbud Kota Magelang berharap, jika kebijakan ini diterapkan, pemerintah harus menyediakan panduan jelas tentang kegiatan alternatif yang bermanfaat bagi siswa.
Baihaqi menegaskan, pendidikan dan karakter anak jangan sampai terabaikan hanya karena alasan libur panjang.
“Libur itu hak anak, tetapi jangan sampai malah membuat mereka kehilangan arah,” pungkasnya.
Writer: agr/art
Editor: Redaksi