Lintastidarnews.com, KOTA MAGELANG – Gelaran acara tahunan bernuansa lawasan bertajuk Magelang Tempo Doeloe (MTD) resmi di Alun-alun Kota Magelang yang dimulai pada Sabtu (10/05/2025).
Acara dalam rangka Hari Jadi ke-1119 Kota Magelang ini dibuka langsung oleh Walikota Magelang Damar Praaetyono, yang didampingi Forpimda Kota Magelang pada sabtu malam yang diawali hujan deras sejak sore hari nya.
Acara ini mengusung tema “Magelang Berdjoeang” ini menampilkan berbagai pernak-pernik jadul (jaman dulu) mulai dari benda, perabotan, fashion, seni, hingga makanan tradisional.
Ketua Lapangan MTD, Andritopo Senjoyo, menjelaskan bahwa tema kali ini sarat dengan makna. Tema ini terinspirasi dari peristiwa bersejarah yang terjadi di Kota Magelang sekitar tahun 1945 dan 1949.
“Di antara masa itu terjadi peristiwa heroik yang menjadikan Kota Magelang sebagai salah satu daerah yang penting. Nah, tema ini mengisahkan peradaban Kota Magelang dari masa ke masa yang penuh perjuangan,” ujar Andritopo, Sabtu (10/05/2025)
Peristiwa penting pertama, kata Andritopo, merupakan rangkaian kejadian pada rentang waktu 31 Oktober 1945 sampai 2 November 1945. Bulan dan tahun ini merupakan awal kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan oleh Ir. Soekarno – Mohammad Hatta, di Jakarta pada 17 Agustus 1945.
“Banyak terjadi peristiwa pasca proklamasi kemerdekaan di Jakarta yang kemudian mengalir ke daerah-daerah, termasuk Kota Magelang. Para pejuang di Kota Magelang yang mengetahui kemerdekaan ini beberapa hari atau bahkan bulan sejak proklamasi 17 Agustus dan langsung menyambut dengan suka cita,” tuturnya.
Seniman yang juga menjadi inisiator MTD ini menambahkan, di rentang waktu itu telah terjadi peristiwa berdarah yang kini diabadikan dalam sebuah monumen di Jalan Tidar Magelang.
Di lokasi monumen itu, lima pejuang Kota Magelang gugur setelah ditembak oleh tentara Jepang yang bermarkas di seberang monumen itu (kini menjadi sekolah SMK Wiyasa)
“Mereka ditembak setelah mengibarkan bendera merah putih di Puncak Gunung Tidar yang merupakan pengibaran bendera merah putih pertama kali di Kota Magelang,” terangnya.
Deretan peristiwa ini yang kemudian memicu peristiwa lainnya di daerah lain, seperti Palagan Ambarawa, Palagan Jogja, termasuk 10 November di Surabaya yang kemudian diabadikan sebagai Hari Pahlawan.
Andri mengungkapkan, peristiwa kedua yang tak kalah penting terjadi di Kota Magelang adalah “Magelang Kembali” pada 17 Desember 1949.
Peristiwa ini terjadi pada momentum agresi militer ke-2 yang kala itu pejuang dan masyarakat sipil diserang oleh tentara Jepang di Dapur Umum Kampung Tulung yang menewaskan sejumlah pejuang.
Gelaran Magelang Tempo Doeloe ini diikuti para pedagang dan pecinta lawasan. Para pengunjung kaum tua dapat bernostalgia, dan kaum muda dapat menambah wawasan terkait Magelang di masa perjuangan. MTD akan berakhir pada Senin (12/05/2025). (A)