LINTASTIDARNEWS.COM – Di balik seragam tugasnya sebagai Bhabinkamtibmas di Kelurahan Tidar Selatan, Aipda Ridha Susadam tak hanya menjaga keamanan masyarakat, tetapi juga merajut harmoni budaya dengan mengajarkan kesenian tradisional kepada generasi muda.
Di tengah padatnya tanggung jawab, ia menunjukkan dedikasinya terhadap pelestarian seni budaya lokal, khususnya bagi pelajar SMP di wilayah binaannya.
Tari Topeng Ireng, yang kaya makna filosofis; Tari Kubro Siswo, sarat nilai spiritual; dan Tari Rampaq Buto, yang melambangkan kekuatan dan keberanian.
Namun, bukan sekadar gerakan tari yang diajarkan, melainkan juga pesan mendalam tentang pentingnya memahami akar budaya dan kearifan lokal Magelang.
“Budaya adalah jati diri kita. Jika tidak kita jaga, siapa lagi yang akan melestarikannya.” ujar Aipda Ridha dengan semangat saat berbincang dengan para siswa.
Melalui inisiatif ini, Aipda Ridha berhasil menginspirasi para pelajar untuk mencintai budaya daerah. Dengan penuh kesabaran, ia mendampingi siswa memahami makna di balik setiap gerakan tari, menghubungkan mereka dengan warisan leluhur yang sarat nilai-nilai moral.
“Belajar tari dari Pak Ridha seru sekali. Kami jadi lebih paham kalau seni tradisional itu bukan sekadar hiburan, tetapi bagian dari identitas kita,” ujar salah satu siswa yang mengikuti pelatihan.
Apa yang dilakukan Aipda Ridha menunjukkan bahwa peran seorang polisi tidak hanya sebatas menjaga ketertiban, tetapi juga membangun karakter masyarakat melalui pendekatan budaya. Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat, yang merasa bangga memiliki sosok seperti Aipda Ridha di wilayah mereka.
“Pak Ridha adalah contoh nyata bahwa polisi bisa menjadi inspirasi dalam berbagai hal. Selain mengayomi, beliau juga melestarikan seni budaya kita,” ujar Kepala Kelurahan Tidar Selatan, yang mengapresiasi penuh inisiatif ini.
Aipda Ridha Susadam bukan hanya menjadi pengayom masyarakat, tetapi juga penjaga warisan leluhur Magelang, memastikan tradisi dan identitas daerah tetap hidup di tengah arus modernisasi.
Writer: Gus
Editor: Redaksi
